Ciri Khas Desa Waru
![]() |
| Sumber : Jatman Batam |
Desa Waru mempunyai beberapa ciri khas salah satunya yaitu banyak makam-makam para ulama yang telah wafat, antara lain yaitu makam Mbah Abdur Rahman yang letaknya di Desa Waru bagian selatan (Waru Kaum). Tepat di depan gapura desa saya terdapat makam SYEH MUNDZIR MANAN, beliau lahir tahun 632 H di Persia dan wafat 27 Robiul Awal 733 H di Waru-Rembang, Jawa Tengah. Dahulu kala Syech Mundzir Manan merupakan ulama' besar ahli Thoriqoh di jamannya. Beliau bersama istri dikaruniai 2 (dua) Putra, yang Pertama dalam usia Balita dan yang ke-Dua masih usia beberapa bulan. Melihat situasi yang tidak menentu dinegaranya, maka beliau ingin berlayar ke Indonesia dengan dibantu teman-teman beliau yang sudah sering pulang-pergi berdagang ke Indonesia. Tujuan beliau ke indonesia selain berdagang seperti ulama' yang lain adalah berdakwah. Syeh Mundzir Manan menetap didaerah Rembang tepatnya sekitar 12 km arah Timur dari Pemakaman beliau. Dan tidak disangka ternyata minat Masyarakat untuk mengharapkan Pengajian Beliau sangat menyibukkan, hingga tidak terasa sampai bertahun-tahun, bahkan dari kalangan Ulama’ yang ingin diperkenalkan dan dibimbing Hal Ihwal Thoriqoh. Kemudian beliau menikah lagi dengan wanita muslimah asli Rembang dan dikarunia 3 putra. Atas ijin istri dan keluarga mertua Syeh Mundzir Manan kembali ke Negara Persia dan sampai disana. Setelah itu beliau membawa istri pertama dan ke dua putranya ke Rembang serta beliau membuatkan rumah yang berdekatan dengan istri ke dua nya yang berjarak 300 m. Sebelum beliau meninggal dunia, beliau berwasiat agar didekat kuburnya ditanami “Pohon Bunga Cari” ada yang menyebut “Pohon Bunga Kantil” ada pula dengan sebutan “Pohon Bunga Gading”karena bentuk dan warnanya sebelum mekar seperti gading Gajah. Itulah sebabnya di Waru banyak makam Wali terpendam dan sebenarnya “Inilah Punjernya”.

Komentar
Posting Komentar